KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS

KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS Pendahuluan latar belakang Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu, keduanya selalu dijadikan landasan keyakinan, ritual, adat istiadat, etika, ekonomi, politik, peradaban dan seluruh aspek kehidupan umat Islam, baik yang sakral maupun duniawi, pada tataran ¥ abl minallah (vertikal) dan ¥ abl min al. -n ± s (horizontal).

HADIS TARBAWIY DAN AKHLAK (BERKURANGNYA IMAN KARENA MAKSIAT)


HADITS TARBAWIY DAN AKHLAK
By ; zaharuddin

CAT :
ANDA JUGA DAPAT MELIHAT MATERI LAIN DI SITUS BARU KAMI





BERKURANGNYA IMAN KARENA MAKSIAT, DAN TERLEPASNYA KETIKA MELAKUKAN MAKSIAT



حديث أبي هريرة أن النبى صلى الله عليه وسلم قَالَ :" لاَ يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن, ولا يشرب الخمر حين يشربها وهو مؤمن, ولا يسرق السارق حين يسرق وهو مؤمن."
وَزَادَ في رواية : "وَلاَ يَنْتَهِب نهبة ذَاتَ شَرَفٍ يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ أَبْصَارَهُمْ فِيهَا حين يَنْتَهِبها وهو مؤمن".(أخرجه البخارى ومسلم).

Artinya : Abi Hurairah berkata : Nabi Saw bersabda :”Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu berzina jika ia sedang berzina, dan tidak akan minum khamer di waktu minum jika ian sedang beriman, dan tidak akan mencuri di waktu mencuri ia sedang beriman”.
Di lain riwayat :”dan tidak akan merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata kepadanya, ketika merampas ia sedang beriman”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa devenisi umum iman adalah :

القول باللسان والتصديق بالقلب والعمل بالأركان

“Mengucapkan dengan lidah, dan dibenarkan di dalam lubuk hati yang paling dalam, dan dibuktikannya dengan mengamalknnya.”

            Sebagai manusia biasa, kita tidak pernah lupuh dari kesalahan da kehilapan, Khususnya pada masalah tentang iman. Maka dari itulah sebagai awal dari pembahasan kami ini bahwasannya : Seorang Imam Ahlus Sunnah Ahmad bin Hanbal Rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan apakah bisa bertambah dan berkurang beliau menjawab: “Iman bertambah sampai puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh.” Beliau juga berkata: “Iman itu ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan kebajikan maka ia bertambah dan apabila engkau menyia-nyiakannya maka ia pun akan berkurang.”

Umair bin Hubaib Al Khithami RA berkata: “Iman itu bertambah dan berkurang.” Dia ditanya: “Apa yang menyebabkan bertambah dan berkurangnya?” Dia menjawab: “Apabila kita berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, memuji-Nya dan bertasbih kepada-Nya maka itulah bertambahnya iman. Dan apabila kita lalai, menyia-nyiakan dan melupakan-Nya maka itulah berkurangnya iman.” Oleh karena itu sangat penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui sebab-sebab yang menjadikan keimanan bertambah dan berkurang atau yang menguatkan dan melemahkan (membatalkannya).
            Kalau kita hendak kembali melihat keadaan di saat sekarang ini, kalau kita cuma mengandalkan iman saja tanpa disertai dengan pengamalan lantas kita mendekati dan masuk ke tempat maksiat ditambah dengan godaan syaitan yang membara maka yakin dan percaya iman kita akan minim sekali bahkan dapat menyebabkan hilangnya iman tersebut dalam waktu sekejab. Maka oleh karena itulah mari kita bersama-sama menjauhi segala tempat-tempat maksiat karena dapat menimbulkan mara bahaya yang tak diinginkan.
            Salah satu bukti nyata yang dapat kami ambil sebagai contoh yaitu :
Dikisahkan “Bahwasannya ada seorang imam mesjid dipanggil oleh seorang keluarga penjudi dan pemabuk untuk membantu dalam mengurus mayat suaminya yang telah meninggal dunia. Pada saat itu tak ada seorang pun yang pergi membantunya kecuali imam mesjid tersebut. Setelah dikafaninya, ibu itu mengeluarkan air minum dan beberapa macam kue yang hendak diberikannya pada imam tersebut, akan tetapi di dalam rumah tersebut yang ada cuma minuman yang beralkohol dan ibu itu juga tidak mau kalau imam tersebut tidak mencicipinya, tapi sebenarnya imam itu tidak mau karena beralkohol. Semakin ibu itu membujuk dan pada akhirnya imam tersebut tergoyahkan imannya dan langsung mencoba setengah gelas, setelah mencoba setengah gelas akhirnya bertambah juga menjadi 1 gelas. 1 gelas tersebutlah yang membuat pikirannya menjadi tak terkontrol dan imam tersebut jadi mabuk.
            Ketika seseorang mabuk, banyak kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Singkat cerita, Pada saat melihat ke perempuan itu imam itu tergoda dan akhirnya memerkosa ibu tersebut. Setelah memperkosa ibu itu, teriakan sang anak dari dalam kamar didengarnya dan imam tersebut masuk dan membunuh anak tersebut. Na’udsubillahi min dsalik. Beberapa dosa telah terjadi ; meminum alkohol menjadi mabuk sehingga memerkosa perempuan lantas membunuh jiwa seorang anak kesemuanya dilarang oleh Allah Swt.
            Dari cerita di atas dapat di ambil hikmah bahwa iman bisa saja menjadi hilang ketika kita mendekati tempat dan perbuatan maksiat.
            Janganlah kita mengambil contoh dari cerita lain, marilah kita bersama-sama melihat kesehari-harian kita masing-masing. Seorang yang islam yang sudah mumayyis ataukah sudah meranjak dewasa, tentunya sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
            Masa puber yang bagi seorang remaja merupakan suatu ujian yang berat bagi orang tersebut, ditambah dengan kenakalan remaja dari lingkungan bebas dapat membuat iman menjadi berkurang ketika mendekati suatu maksiat. Pacaran dan kencan bersama dengan seorang cewek hingga makin melakukan pendekatan yang akhirnya sampai berdua-duan di suatu tempat, untung saja kalau iman masih kuat, tapi kalau iman mudah goyang, yakin dan percaya besar kemungkinan batas pacaran yang islami akan diabaikan. Karena mereka tidak memiliki peluang dalam teman kencang, lantas fikiran negative membawa kita  membeli film BF yang sudah merajalela di Indonesia.
            Mata sudah tak terjaga lagi yang pada akhirnya dari mata turun ke hati, dan menjadilah nafsu seks tak tertahankan sehingga muncul pertanyaan, ke mana lagi kau akan melampiaskan nafsu syaitan tersebut?? Bukankah jawaban dari pertanyaan ini mengarah kepada berbuat dosa, dan adapun jawabannya marilah kita menemukan dan menjawabnya sendiri sesuai dengan aktivitas kita.
            Contoh-contoh tersebut di atas menggambarkan kehati-hatian kita dalam mendekati maksiat dan sebaiknya menjauhinya. Karena ketika iman kepada Allah kita menurun dan sudah lupa akan ancaman-Nya, banyak perbuatan maksiat yang mungkin terjadi sama kita, alangkah baiknya sebagai seorang yang beriman selalu menyediakan payung sebelum hujan dalam hal ini menjauhi tempat dan perbuatan maksiat sebelum terjadi apa-apa.
            Menjauhi tempat-tempat yang haram adalah sebuah keharusan karena ia mengandung bahaya yang banyak, seperti menimbulkan gejolak syahwat. Hal ini dapat mengakibatkan hal negative seperti keguncangan dan kegelisahan jiwa, terjatuh kepada kemaksiatan, menimbulkan prasangka buruk orang lain, terjatuh kepada perbuatan melihat yang diharamkan oleh Allah Swt, Melemahkan iman dan kehilangan kebencian kepada kemaksiatan, terancam meninggal dalam su’ul khatimah. Dan argument ini sesuai yang terjadi pada kisah tersebut di atas.
Yang dimaksud dengan tempat-tempat yang haram adalah tempat-tempat yang dijadikan sarana perbuatan maksiat, atau di sana diperjualbelikan barang-barang yang haram baik secara terang-terangan maupun tersembunyi, legal maupun illegal, seperti: tempat pelacuran, perjudian, bioskop yang memutar film-film haram, tempat penjualan atau penyewaan barang-barang haram dan sejenisnya. Hamba Allah yang beriman selalu berusaha untuk menjaga kadar dan kualitas imannya agar tidak melemah dan terkikis, sebaliknya ia senantiasa melakukan amal-amal yang dapat meningkatkan iman. Allah Swt berfirman tentang salah satu sifat hamba-hambaNya yang beriman:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”. (Al-Furqan: 72).

Bila perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah saja harus ditinggalkan, apalagi dengan perbuatan-perbuatan yang haram.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32).

Allah Swt mengharamkan mendekati zina yakni melakukan perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada zina seperti berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, melihat aurat lawan jenis baik langsung atau melalui media, atau mendekati tempat-tempat perbuatan zina. Dapat dipahami juga secara tersirat bahwa mendekati tempat-tempat yang dipastikan dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan haram lainnya hukumnya adalah haram.
Tentunya kita tidak hanya ingin mati sekadar tetap berstatus muslim, namun kita ingin meninggalkan dunia ini sebagai muslim yang sedang melakukan ketaatan kepada Allah Swt. Hal ini tidak mungkin dapat kita wujudkan selain berusaha untuk mengislamkan kehidupan kita yakni mengambil ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan kita, tinggal dan mencintai tempat-tempat yang baik, menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan tempat-tempat yang haram. Ingatlah terus ayat ini dan hadits Rasulullah berikut ini:

لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

"Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (Bukhari Muslim).

            Dosa-dosa yang disebabkan kita selalu memandang perbuatan yang haram di tempat-tempat haram tak pelak lagi akan mengikis iman kita secara langsung. Karena iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat dan dosa seperti yang disebutkan oleh para ulama. Agar tidak terkikis imannya, Islam mewajibkan muslim yang melihat kemunkaran untuk melakukan nahi munkar sesuai dengan kesanggupannya, sehingga kebencian terhadap kemunkaran itu tetap ada dalam hatinya.
Sebagai kata penutup, ada hadis Rasulullah Saw yang berbunyi:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ(رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه(.

Siapa di antaramu melihat kemunkaran, maka ubahlah (cegahlah) ia dengan tangannya, jika tidak sanggup maka dengan lisannya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya (tetap membencinya) dan itulah selemah-lemah iman. (Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra).

Rasulullah juga bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ)) فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا. قَالَ: ((فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا)) قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: ((غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ
Jauhilah duduk-duduk di (pinggir) jalan! Mereka menjawab: Kadang kami tak bisa menghindarinya ya Rasulullah karena harus berbicara di sana. Rasul bersabda: Jika kamu tidak dapat menghindarinya, maka berikan hak-hak jalan! Mereka berkata: Apakah hak jalan itu? Sabda Rasulullah Saw: Menundukkan pandangan, menahan diri (dari menyakiti orang lain), menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (Bukhari & Muslim).

Perintah menundukkan pandangan untuk mencegah kita melihat kecantikan atau aurat lawan jenis, perintah menahan diri agar kita terhindar dari ghibah atau menggunjing orang lain, perintah menjawab salam agar kita menghormati orang-orang yang lewat, dan amar ma’ruf nahi munkar agar kita menegakkan yang disyariatkan dan mencegah hal-hal yang diharamkan.
Dengan demikian kita tetap memiliki kecintaan kepada kebaikan dan kebencian terhadap kemaksiatan, karena itulah ciri orang-orang yang beriman.
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (Al-hujurat: 7).

Comments

BERITA TERBARU !!

Popular posts from this blog

BIL MA'TSUR ( TAFSIR AYAT DENGAN AYAT )

CARA MELAKUKAN TAKHRIJ HADIS

download TAFSIR AL-NASAFIY

cara atau Kaedah al-Jarh Wa al-Ta’dil Serta Aplikasinya

apa contoh MUKJIZAT AL-QUR'AN (Pengertian dan Pembagiannya)

cara TAMBAHAN - kaedah ZIYADAH DALAM AL-QUR'AN

cara melakukan MUNASABAH AYAT

QAWAIDH AL-TAHDIS (Pengertian , Ruang Lingkup dan Urgensinya )

kaedah 'ATAF - AL-'ATFU DALAM AL-QUR'AN