A.
Pengertian al-‘At}f
Secara etimologi, kata al-‘at}f adalah mas}dar dari fi’il عطف-يعطف-عطفا وعطوفا
إليه yang bermakna cenderung kepadanya atau berarti kembali kepada
sesuatu yang dibenci awalnya lalu diinginkan kembali.
Dalam buku Qawa>’id al-Tafsir juga dijelaskan, ‘atf secara etimologi
adalah meng-‘at}f-kan lafadz kepada yang sebelumnya, yakni mengikutkan
kepadanya dengan perantara huruf ‘at}f. Adapun dalam kamus Maqa>yis al-Lughah ‘at}f diartikan
kecenderungan, يقال: عَطَفْتُ الشّيء، إذا أمَلْته.
Dalam kamus al-Munawwir juga disebutkan kata العطفadalah mas}dar
dari kata عطف yang artinya kecondongan, kedoyongan,
kemiringan.
Secara terminologi (istilah) terdapat perbedaan
pengertian karena perbedaan hakekat keduanya,‘atf baya>n dan ‘atf
nasaq.
1. ‘At}f Baya>n adalah: تابع
أشهر من متبوعه seperti جاء
صاحبك زيد kata زيد menjadi ‘at}f baya>n dari صاحبك karena dia lebih terkenal dan fungsinya menjelaskan mat}bu’nya
jika ma’rifah dan mentakhs}is}nya jika nakirah, seperi
لبثت
ثوبا جبة kata جبة lebih khusus dari ثوب.
2. ‘At}f Baya>n adalah:
التَّابعُ
الجَامِدُ المُشبِه للصِّفَة في إيضَاحِ مَتْبُوعِه إن كان مَعْرِفةً، وتَخْصِيصِه
إن كانَ نَكِرَةً بنَفْسِه
Contohnya:
apabila ma’rifah, أَقسَمَ بالله أَبو حَفصٍ
عُمر
Apabila
nakirah, لبستُ ثَوباً مِعْطَفاً Dan juga disebutkan
dalam al-Qur’an كَفَّارة طَعَامُ مَساكِين
3. ‘At}f Nasaq, secara etimologi al-nasaq terdiri
dari huruf ن, س, ق yang
artinya menunjukkan dan mengikuti sesuatu, وكلام نسق: kalam yang ditandai dengan aturan yang sama dengan meng-‘at}f-kan
kepada yang satu dengan yang lainnya, seperti yang dicontohkan ثغر
نسق , apabila
gigi tersebut rata (sama) atau tersusun.
Secara
terminologi (istilah) ‘At}f Nasaq
terdapat beberapa definisi, namun definisi tersebut terdapat kesamaan, di
antaranya:
1. Menurut Jamal
al-Din bin Umar dan Usman bin Umar:
العطف تابع مقصود بالنسبة مع
متبوعه يتوسط بينه وبين متبوعه احد حروف العشرة
2. Menurut Muhammad al-Ghulayaini:
العطف هو تابعٌ يتوسّط بينه وبينَ متبوعه حرفٌ من أحرف العطفِ نحو
"جاءَ عليٌّ وخالدٌ. أكرمتُ سعيداً ثم سليماً".
‘At}f
adalah ta>bi’ yang dipisahkan dari mat}bu’nya dengan
salah satu huruf ‘at}f
3. Menurut
Muhammad al-Turji dan Raji al- Asmar:
العطف هو تابع
يتوسط بينه وبين متبوعه أحد حروف العطف¸فيربط مابعد حروف العطف بماقبله وحروف
العطف هى
الواو¸الفاء¸ثم¸حتى¸وأو¸وأم¸وبل¸ولا¸ولكن.
Kata ta>bi’ yang dimaksud
dalam beberapa definisi ini adalah yang mengikuti atau ma’t}uf dan
matbu>’ adalah ma’t}uf ‘alaihi atau yang diikuti.
Dari definisi ‘At}f yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
ada 3 rukun ‘At}f , yaitu:
1.
المعطوف (yang
di ‘at}f-kan atau yang datang setelah huruf ‘at}f)
2.
حرف
العطف (huruf ‘at}f)
3.
المعطوف
عليه (yang di ‘at}f-inya atau yang datang sebelum huruf ‘at}f)
Adapun yang termasuk huruf ‘at}f adalah:
- Menurut Abdullah al-Hamid
ada 7 huruf ‘at}f , yaitu: الواو, الفاء,
ثم, بل, أو, لا, لكن
- Menurut Must}afa
al-Ghalayaini ada 9 huruf ‘at}f , yaitu: الواو,
الفاء, ثم, بل, أو, لا, لكن, أم, حتى.
- Menurut
Abdul Gha>ni al-Daqar, ada 10 huruf ‘at}f , yaitu: الواو, الفاء,
ثم, بل, أو, لا, لكن, أم, حتى, ليس.
Namun
dari beberapa literature yang kami perhatikan, kebanyakan menyebutkan ada 9 huruf ‘at}f.
Adapun makna
huruf-huruf ‘at}f
beserta contohnya dalam Alquran adalah sebagai berikut:
- Huruf الواو untuk
menggabungkan (dan), contoh: يسود الرجل
بالعلم والأدب
Contoh dalam Alquran: فيهما
فاكهة ونخل ورمان
2. Huruf الفاء kemudian,
lalu (berturut-turut tanpa antara), contoh: دخل عند الخليفة
العلماء فالأمراء
Contoh dalam Alquran:
أماته
فأقبره, أهلكناها فجاءها بأسنا
- Huruf
ثم kemudian,
(berturut-turut ada antara), contoh: خرج الشبان ثم
السيوخ
Contoh dalam Alquran: فأقبره
ثم إذا شاء أنشره
- Huruf أم atau
(memilih atau membandingkan), contoh: أقريب أم بعيد
Contoh dalam Alquran: سواءٌ عليهم أَأَنذَرتَهُم أَم لم تُنذِرهم
- Huruf
أو atau
(memilih salah satu): ذهب سعيدٌ أَو خالدٌ أو عليٌّ
Contoh
dalam Alquran: قالوا ساحرٌ أو مجنونٌ, أتاها أمرنا ليلاً أو نهاراً
- Huruf لكن tetapi,
contoh: لاتكرم خالدا لكن محمدا
- Huruf
لا bukan,
tidak, contoh: اكرم الصالح لا الطالح
Contoh
dalam Alquran: ما أشركنا ولا آباؤنا, ما لم تعلموا أنتم ولا آباؤكم
- Huruf
بل tetapi,
bahkan, contoh: ما سافر علي بل محمود
Contoh dalam Alquran: وقالوا
اتخذ الرحمن ولداً سبحانه بل عباد مكرمون
- Huruf
حتى sehingga,
bahkan, contoh:حتى المشاة قدم
الحجاج
B.
Kaedah-Kaedah ‘at}f dalam al-Qur’an
1. Kaidah
Pertama:
عطف العام على
الخاص يدل على التعميم, وعلى أهمية الأول
Artinya:
Meng-‘at}f-kan
yang umum kepada yang khusus menunjukkan keumuman, namun makna yang khusus
lebih diutamakan.
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwasanya khusus itu bagian dari yang umum, maka apabila salah satu bagian
dari makna umum itu disebutkan kemudian di ‘at}f-kan kemakna yang
khusus, maka itu menunjukkan keutamaannya dan kemuliaannya.
Contohnya, firman Allah swt.,
didalam Q.S. al-An’ am (162)
Nusuk
dalam ayat ini diartikan sebagai ibadah, al-Bagha>wi dalam tafsirnya, nusuk
adalah hewan sembelihan ketika melaksanakan haji dan umrah, ada yang mengatakan
haji saja dan ada juga yang mengatakan agama.
Sholat merupakan bagian dari pada ibadah, maka itu menunjukkan akan pentingnya dan
agungnya kedudukan sholat tersebut.
Dan juga
yang disebutkan dalam Q.S. Nuh (28)
◄ رب اغفرلى ولوالدي ولمن دخل بيتى مؤمنا وللمؤمنين والمؤمنات
dalam ayat ini menyebutkan makna umum setelah dikhususkan
yaitu kata (ولوالدي).
2. Kaidah Kedua:
عطف الخاص على
العام منبه على فضله أو أهميته, حتى كأنه ليس من جنس العام, تنزيلا فى الوصف منزلة
التغاير فى الذات
Artinya:
Meng-‘at}f-kan
yang khusus kepada yang umum menunjukkan kemuliaannya dan keutamaannya, seakan-akan
yang khusus itu bukan bagian dari umum, sehingga dapat merubah yang abstrak
menjadi konkret.
Penjelasan:
Yang
dimaksudkan dengan umum dan khusus disini adalah: yang pertama mencakup yang
kedua, atau yang dikenal dalam ungkapan orang Arab pada umumnya, yaitu ketika
orang Arab menyebutkan sesuatu yang umum kemudian mengkhususkan yang umum
tersebut kepada yang utama dari yang paling utama.
Contoh dari kaidah ini, firman Allah swt., didalam Q,S.
al-Baqarah (238)
◄ حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى
Dan juga firman
Allah swt., dalam Q. S. al-Rahman (68)
◄ فيهما فاكهة ونخل ورمان
Penyebutan
الصلاة
الوسطى dalam
ayat ini menunjukkan pengkhususan dari kata الصلوات yang bermakna umum, terdapat
beberapa pandangan tentang maksud dari الصلاة الوسطى di antaranya adalah,
sholat subuh sebagaimana yang dikemukakan oleh imam Ma>lik dalam kitabnya
al-Muwat}t}a, dan ada yang mengatakan sholat asar sebagaimana yang diriwatkan
ibn Jarir dari ibn Abbas, menurut al-Turmudzi
dan al-Bagha>wi ini pendapat kebanyakan para sahabat dan tabi’in dan
kebanyakan para Ulama. Ada
juga yang berpendapat sholat dzuhur sebagaimana yang diriwayatkan oleh abi
Hanifah dari ibn Umar, Abu Sa’id dan Aisah, ra.
begitupun dengan ayat yang kedua نخل ورمان (kurma dan delima) dikhususkan
setelah penyebutan فاكهة (buah-buahan) yang bermakna
umum.
3. Kaidah Ketiga:
عند عطف صفة على
صفة لموصوف واحد فالأفصح فى
كلام العرب ترك إدخال الواو, وإذا أريد بالوصف الثانى موصوف اَخر غير الأول أدخلت
الواو
Artinya:
Ketika meng-‘at}f-kan
sifat kepada sifat untuk sesuatu yang disifati, maka yang dikenal dalam tata
bahasa Arab adalah tidak menggunakan huruf ‘at}f (الواو),
dan apabila yang diinginkan adalah sifat yang lain, yang disifatkan kepada
sifat yang kedua bukan sifat yang pertama, maka huruf ‘at}f (الواو) dimasukkan diantara dua sifat
tersebut.
Contoh
firman Allah swt., dalam Q.S. al-Nisa>’ (37-38)
◄ الذين يبخلون ويأمرون الناس بالبخل ويكتمون مااَتاهم الله من
فضله وأعتدنا للكافرين عذابا مهينا ● والذين ينفقون أموالهم رئاء الناس
ولايؤمنون بالله ولا باليوم الأخر....الاية
Dari kedua ayat diatas, Allah swt.,
memisahkan antara sifat orang-orang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir
dengan sifat orang-orang yang disebutkan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan
huruf ‘at}f (الواو) untuk
memisahkan kedua sifat tersebut, dimana kedua sifat itu menunjukkan dua sifat
dari manusia yang berbeda makna, jika seandainya kedua sifat tersebut mempunyai
makna yang sama, maka bentuk redaksi ayat tersebut adalah:
◄ ....وأعتدنا
للكافرين عذابا مهينا ●
الذين
ينفقون أموالهم رئاء الناس.... الاية
Karena kedua sifat itu berbeda, maka dipisahkan dengan
huruf ‘at}f (الواو).
4. Kaidah Keempat:
الشئ الواحد إذا
ذكر بصفتين مختلفتين جاز عطف إحداهما على الأخرى, تنزيلا لتغاير الصفات منزلة
تغاير الذات
Artinya:
sesuatu
yang tunggal apabila disebutkan dengan dua sifat yang berbeda, maka boleh meng-‘at}f-kan
salah satu dari sifat tersebut kepada yang lain, sehingga merubah yang abstrak
menjadi kongkrit.
Apabila
sifat itu terulang-ulang kepada sesuatu yang tunggal, maka terkadang tidak dimasukkan
huruf ‘at}f dan kadang juga memasukkannya, namun tidak meng-‘at}f-kannya
lebih dikedepankan oleh kalangan Arab –sebagaimana disebutkan pada kaidah
sebelumnya- ini menjadikan sebagian orang mengira dengan memasukkan huruf ‘at}f (الواو) menandakan yang disifati itu
banyak, sementara setiap sifat itu kembali kepada maus}ufnya yang
terakhir tetapi ini tidak mesti, namun boleh meng-‘at}f-kan sifat kepada
sifat yang lain dengan huruf ‘at}f sementara yang disifati itu satu.
Contoh beberapa sifat dengan
menyebutkan satu maus}uf, firman Allah swt., dalam Q.S. al-A’la (1-4)
◄ سبح اسم ربك الأعلى ●
الذى خلق فسوى ● والذى قدر فهدى ● والذى أخرج المرعى
Contoh tidak menggunakan huruf ‘at}f
, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Qalam(10-11)
ولا تطع كل حلاّفٍ
معينٍ ● همّازٍ مشّاءٍ....الأية
Contoh sifat yang maknanya jauh
berbeda, maka lebih baik di-‘at}f-kan, firman Allah swt., dalam Q.S.
al-Qalam(10-11)
◄ هو الأول والأخر والظاهر والباطن وهو بكل شئ عليم
5. Kaidah Kelima:
العطف يقتضى المغايرة
بين المعطوف والومعطوف عليه, مع اشتراكهما فى الحكم الذى ذكر لهما
Artinya:
Huruf
‘At}f menghendaki pemisahan makna antara ma’at}u>f dan ma’at}u>f
‘alaihi, walaupun mempunyai kesamaan hukum yang disebutkan untuk
keduanya.
‘At}f dalam al-Qur’an bukan hanya pemisahan lafadz,
akan tetapi juga dengan pemisahan makna, namun pemisahan tersebut terdiri dari
beberapa tingkatan:
Pertama: keduanya adalah lafadz yang
berlawanan makna, makna yang satu bukan bagian dari makna yang lain, jenis ini
umumnya terjadi pada kalimat yang saling meng-‘at}fi dan paling banyak
ditemukan dalam al-Qur’an.
Contohnya,
firman Allah swt., dalam Q.S. al-Furqa>n (59) dan Q.S. Ali-Imran (3)
◄ خلق السموات
والأرضَ وما بينما فى ستة أيام
◄ وأنزل التوراة والإنجيل من قبل هدى
للناس.... الأية
Kata السموات dan الأرض , التوراة dan الإنجيل, mempunyai makna yang berbeda dan
makna yang satu bukan bagian dari makna yang lainnya.
Kedua: menyamakan makna dari kedua lafadz
yang saling meng-‘at}fi
Contohnya, firman Allah swt., dalam
Q.S. al-Baqarah (42) dan Q.S. al-Nisa>’ (136)
◄ ولا تلبسوا الحق
بالباطل وتكتموا الحق
◄ ومن يكفر باالله
وملائكته ورسله وكتبه
Makna
kata تلبسوا (mencampur
adukkan yang haq dan yang bathil), dan كتموا (menyembunyikan
yang haq), mempunyai makna yang sama. Dan juga kafir kepada malaikat, para
rasul dan kitab, sama halnya kafir kepada Allah.
Ketiga:
meng-‘at}f-kan bagian sesuatu kebagian yang lainnya
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S.
al-Baqarah (238) dan Q.S. al-Ahza>b (7)
◄ حافظوا على الصلوات
والصلاة الوسطى
◄ وإذ أخذنا من
النبيين ميثاقهم ومنك ومن نوح وإبراهيم وموسى وعيسى ابنِ مريم
Kata (منك) yaitu Muhammad [sebagaimana
yang dikemukakan tafsir al-Alu>si, mereka itu adalah ulul ‘azmi min
al-Rasul dan mereka anak-anak pilihan dari Adam. Dan mengedepankan nama
Muhammad dalam ayat ini menunjukkan kemuliaannya karena dari dirinyalah dimulai
penciptaan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka’ab dalam hadisnya (بدىء بي الخلق وكنت آخرهم في البعث ) dan
juga yang diriwayatkan oleh Jama>’ah dari Hasan dari Abi Hurairah bahwasanya
Nabi saw., bersabda (كنت أول النبيين في الخلق
وآخرهم في البعث ] dan Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa ibn Maryam adalah bagian dari pada nabi.
Keempat: meng-‘at}f-kan
sesuatu kepada sesuatu yang berbeda makna
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-A’la (1-4)
◄ سبح اسم ربك الأعلى ●
الذى خلق فسوى ● والذى قدر فهدى ● والذى أخرج المرعى
Keseluruhan sifat yang ada dalam ayat ini mempunyai makna
yang berbeda الأعلى (yang
Maha tinggi) الذى خلق فسوى (pencipta
dan penyempurna) قدر فهدى (penentu
kadar dan pemberi petunjuk) أخرج
المرعى (penumbuh rumput-rumputan).
6. Kaidah Keenam:
عطف الجملة الإسمية
على الفعلية يفيد الدوام والثبات
Aritnya:
Meng-‘at}f-kan
jumlah ismiyyah ke jumlah fi’liyyah menunjukkan sesuatu yang
tetap
Ketika isim menunjukkan
sesuatu yang tetap dan fi’il menunjukkan sesuatu yang baru, maka meng-‘at}f-kan
jumlah ismiyyah kepada jumlah fi’liyyah menunjukkan ketetapan dan
kekekalan.
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-An’ a>m
(56)
◄ قل لاأتبع أهوائكم قد ضللت إذا وما انا
من المهتدين
Maka ayat قد
ضللت إذا merupakan jumlah fi’liyyah
menunjukkan sesuatu yang baru dan ayat وما انا من
المهتدين merupakan jumlah ismiyyah yang
menunjukkan ketetapan dan kekekalan, jadi ketika ayat وما
انا من المهتدين di-‘at}f-kan
kepada ayat قد ضللت maka
artinya, apabila dia mengikuti hawa nafsunya maka dia akan tetap dalam
kesesatan dan selamanya tidak akan mendapatkan petunjuk, karena mereka tidak
akan mendatangkan kebaikan.
7. Kaidah Ketujuh:
من شأن العرب العطف
بالكلام على معنى نظير له قد تقدمه, وإن خالف لفظَه لفظُه
Artinya:
Diantara
kebiasaan orang Arab meng-‘at}f-kan kalimat kepada makna sebanding
dengannya yang mendahuluinya, walaupun lafadz-nya berbeda (ma’t}u>f
dan ma’t}u>f ‘alaihi)
Contohnya,
firman Allah swt., dalam Q.S. al-Baqarah (259)
(
أو كالذى مرّ على قريةٍ ) ma’t}uf
kepada ayat [apakah kamu tidak memperhatikan orang yang melalui suatu negeri,
yang dimaksud orang disini terdapat beberapa pendapat, akan tetapi kebanyakan
pendapat tersebut mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah ‘Uzair, namun tidak
penting mengetahui siapa yang dimaksud, karena bukan itu yang diinginkan oleh
ayat ini, adapun yang diinginkan oleh ayat ini adalah menunjukkan kekuasaan
Allah swt., terhadap orang-orang yang mengingkari akan kekuasaannya, bahwasanya Allah swt.,
mampu menghidupkan kembali makhluqnya yang sudah mati, dan mengembalikannya
setelah ketiadaannya dan hanya dialah yang dapat menghidupkan dan mematikan]
)
ألم
تر إلى الذي حاجّ إبراهيمَ فى ربّه(
“Apakah kamu tidak memperhatikan
orang (Namrudz ibn Kausy ibn Kan’an ibn Sa>m ibn Nu>h raja Babilonia dan
dikatakan dia adalah raja pertama yang paling angkuh dan sombong di muka bumi, pendapat
ini dikemukakan oleh ibn Abbas, Mujahid, Qatadah)
yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya” ayat ini ditujukan kepada Muhammad
saw., yaitu "ألم تر إلى الذي حاج إبراهيم في ربه"، بمعنى: هل رأيت،
يا محمد.
Walaupun terdapat perbedaan lafadz
namun makna keduanya sama, karena kedua ayat di atas menunjukkan keta’ajjuban Muhammad
saw., terhadap dua peristiwa tersebut. Dan para pakar
nahwu dari Bashrah mengatakan bahwasanya huruf Ka>f dalam ayat ini adalah huruf tambahan dan
menjadi ألم ترى إلى الذي حاج
إبراهيم، أو الذي مر على قرية namun sudah dijelaskan,
bahwasanya tidak ada sesuatu yang tercantum dalam al-Qur’an tidak mempunyai
arti.
Comments
Post a Comment