TUJUAN AIR HUJAN DALAM AL-QUR’AN
A.
Urgensi Air
Hujan Dalam Al-Qur’an
1.
Air Sumber Kehidupan
Tatkala Allah menciptakan bumi serta langit dan Dia
hendak menciptakan manusia di atas bumi, Dia lebih dulu menciptakan air, yang
merupakan sendi kehidupan manusia dan segenap makhluk hidup di sekitar manusia.
Surah al-Anbiya>’ ayat 30 menguraikan bahwa air
diciptakannya segala sesuatu yang hidup.
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
Terjemahnya:
Dan Apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tidak beriman?
Ayat mulia ini dianggap sebagai salah satu mukjizat
ilmiah terbesar dalam al- Qur’an. Sebab, ayat ini menegaskan bahwa semua
makhluk hidup tersusun dari air. Jadi, sendi kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan adalah air. Air adalah satu-satunya perantara yang mengandung
mineral-mineral dan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kalau
bukan karna air, niscaya tidak ada kehidupan dipermukaan bumi.
Demikian juga dalam surat al-Nuur ayat 45 yang
mengatakan bahwa Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air,
dalam arti air tersebut terikat molekuler dalam jaringan tubuh kecuali sedikit
yang masih tersisa dalam saluran pencernaan.
ª!$#ur t,n=y{ ¨@ä. 7p/!#y `ÏiB &ä!$¨B ( Nåk÷]ÏJsù `¨B ÓÅ´ôJt 4n?tã ¾ÏmÏZôÜt/ Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJt 4n?tã Èû÷,s#ô_Í Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJt #n?tã 8ìt/ör& 4 ß,è=øs ª!$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ÖÏs%
Terjemahannya.
Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat surat al-Furqan ayat 54 Tuhan telah
menciptakan manusia dari air dimana sel jaringan manusia 80% terdiri dari air,
atau pun yang adda dalam perut, demikian pula proses pembentukan keturunannya.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ z`ÏB Ïä!$yJø9$# #Z|³o0 ¼ã&s#yèyfsù $Y7|¡nS #\ôgϹur 3 tb%x.ur y7/u #\Ïs% ÇÎÍÈ
Terjemahannya
“Dan Dia (pula) yang
menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan
mushaharah(hubungan keluarga yang berasal dari perkawinan) dan adalah Tuhanmu Maha
Kuasa”.
2.
Air Hujan Menghidupkan
Bumi
Selama
3.500 juta tahun yang lalu belum terdapat kehidupan di bumi, baru setelah
terjadinya tumbuhan hijau di bumi baru terdapat oksigen. Kemudian setelah turun
air dalam samudera dimana sebagian diuapkannya dan jatuhnya hujan mulailah
terjadinya evolusi di bumi dimana terjadinya tanaman yang paling rendah hingga
tanaman yang paling tinggi berupa hutan dan pohon-pohonan yang berdaun hijau. Kehijauan
yang mengandung chlorophyl memungkinkan proses photosintesa yang berubah
karbondioksida menjadi oksigen dan sel-sel tanaman.
Dewasa ini hujan sudah turun dengan teratur, dan
dengan adanya data hujan bulanan dapat ditentukan pola manajemen tanaman.
Dengan adanya air itu bumi dihidupkan , artinya bumi sebelum air diturunkan
adalah batu-batuan yang keras, tidak ada kehidupan. Pada waktu air menyiram bumi, maka terjadi proses
kimia yang dinamakan pelapukan dari batu-batuan menjadi tanah. Hal ini dapat
dibaca dari surat al-Nahl ayat 65.
Dalam surat al-Nahl ayat 65 dikatakan air menghidupkan
bumi yang mula-mula berupa
batu-batuan mati 3.500 juta tahun lalu. Dengan air itu terjadi proses fisika
dan kimiawi sehingga dapat menjadi tempat tumbuh tanaman. Dewasa inipun tanah
berbatu yang sudah mati karena erosi dapat dihidup kembali dengan sistem pot
sepanjang hujannya cukup.
ª!$#ur tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ !$pkÌEöqtB 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ZptUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãèyJó¡o ÇÏÎÈ
Terjemahannya:
Dan Allah menurunkan dari
langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
Pada waktu terciptanya bumi dan langit dari alam
semesta terbentuklah dari neutron dan proton menjadi atom-atom dari atom
menjadi molekul-molekul diantaranya molekul air yang berat turun ke bumi
menjadi hujan, sedang atom hawa tetap di langit/atas. Air menyiram batuan bumi yang
berasal dari api/magma gempalan matahari yang mendingin. Prosesnya jutaan
tahun.
3.
Air Hujan Menumbuhkan
Aneka Tumbuhan
Terkait
dengan manfaat hujan, Allah swt., berfirman di dalam QS. al – Hajj(22): 5
ts?ur ßöF{$# ZoyÏB$yd !#sÎ*sù $uZø9tRr& $ygøn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur ôMtFt6/Rr&ur `ÏB Èe@à2 £l÷ry 8kÎgt/ ÇÎÈ
Terjemahannya:
Dan kamu Lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu
dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Frasa
al- ardh hamidah bermakna “lahan tandus yang tidak memiliki tanda-tanda
kehidupan”. Kata kerja irtafa’at bermakna “tumbuh”. Maksud kata al-Ardh dalam ayat di atas
adalah “permukaan tanah”
Ayat
ini merupakan salah satu ayat yang istimewa di dalam al-Qur’an. Allah swt., menyetirnya untuk para
hamba-Nya yang beriman agar iman mereka bertambah, karena iman itu dapat
bertambah dan berkurang.
Ayat
ini menyebutkan bahwa ada tanah yang kering, mati, dan diam yang engkau lihat.
Di atas tanah itu tidak satu benda pun yang bergerak. Ia hanya dihuni oleh
benda mati, yang tidak mendapat air, yakni bakteri, jamur, ganggang,
umbi-umbian, larva, dan telur serangga.
Semua
itu adalah makhluk yang hidup di bawah permukaan tanah dengan berdiam diri,
tidak bergerak, dengan ukuran sangat kecil, menghuni tempat yang sangat sempit
yang di alami oleh makhluk hidup. Hal itu dialami bahkan oleh partikel-partikel
tanah. Bumi “bergerak” dengan tenang, seakan diam seperti suasana di
perkuburan.
Perhatikanlah
tanah tandus yang partikel-partikelnya saling melekat saat hujan tidak turun.
Ia akan tetap seperti itu hingga datang masa yang paling menentukan sebagai
isyarat Tuhan yang menakjubkan. Ayat “kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.” Terkait saat bumi (permukaan tanah) mulai
bergerak.
Mikroba
yang ada tumbuh dan bergerak. Demikian pula larva tumbuh dan bergerak secara
aktif. Bawang, umbi-umbian, cacing tanah, pokok kayu, benih, dan biji tanaman,
serta jutaan makhluk menjdadi hidup hingga tanag menjadi subur. Pemandangan
menakjubkan ini di jelaskan oleh Allah swt,. melalui kata ihtazzat yang
berarti “menjadi subur”.
Proses
pembelahan tumbuhan dan penyerapan air pun di mulai, sedangkan penguraian
bahan-bahan makanan yang kompleks menjadi unit-unit yang tidak lagi sekompleks
sebelumnya, tetapi berjumlah lebih banyak dan berukuran lebih besar. Cacing
tanah pun bergerak secara aktif menembus rongga-rongga tanah dan menelan
gumpalan tanah dalam jumlah besar, lalu keluar dalam keadaan terurai, sehingga
tanah menjadi tampak lebih tinggi dan gembur.
Proses
penggemburan partikel-partikel tanah pun berlangsung. Proses ini diperkenalkan
pertama kali oleh ilmuwan inggris, Brown, pada tahun 1827 M, yang menemukan
bahwa ketika air hujan jatuh ke tanah, menyebabkan tanah itu gembur, sehingga
butiran-butiran tanah pun menjadi subur. Ukuran terbesar dari butiran tanah
adalah tiga milimeter.
Setiap
butiran tanah terdiri dari berbagai kandungan mineral yang berbeda-beda, yang
tersusun bertingkat-tingkat satu sama lain. Ketika hujan turun, terkandung
muatan listrik yang berbeda dari satu mineral ke mineral lainnya pada
masing-masing butiran, karena perbedaan mineral yang di kandungnya. Partikel
tanah bergerak saling menjauh karena perbedaan muatan listrik, sehingga butiran
tanah pun bergetar. Akhirnya, proses ini menyebabkan air dapat meresap dengan
mudah di antara lapisan mineral, lalu lapisan itu pun terangkat ke perukaan
tanah.
Seluruh
proses yang rumit itulah yang menyebabkan permukaan tanah bergetar. Siapakah yang memberitahukan
fenomena yang menakjubkan ini kepada Muhammad Bin Abdullah? Pastilah Tuhan Sang
Pencipta alam semesta.
4.
Air Hujan Pembawa Berkah
Allah swt.
menurunkan berkah dari langit
bagi orang-orang yang bertaqwa. Hal ini terdapat dalam QS.
al- A’raf(7): 96.
öqs9ur ¨br& @÷dr& #tà)ø9$# (#qãZtB#uä (#öqs)¨?$#ur $uZóstGxÿs9 NÍkön=tã ;M»x.tt/ z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur `Å3»s9ur (#qç/¤x. Mßg»tRõs{r'sù $yJÎ/ (#qçR$2 tbqç7Å¡õ3t ÇÒÏÈ
Terjemahnya:
“Jikalau Sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Kata ;M»x.tt/
dalam ayat di atas dipahami oleh al-Razi sebagai hujan. dalam hal ini
berkah untuk tanah, tumbuhan, pepohonan dan berbagai hewan-hewan dan makhluk
hidup lainnya.
Al-Zamakhsyariy memahaminya bahwa Allah akan mendatangkan kebaikan dari segala
sisi/aspek dikarenakan hujan tersebut dan
seirning dengan apa yang dikatakan oleh al-Nai>sabu>riy :
لأتيناهم بالخير من
كل وجه
Penulis memahami bahwa mayoritas ulama tafsir memahami
kata M»x.tt/ dalam ayat di atas adalah hujan yang akan mendatangkan
kebaikan dari segala aspek.
5.
Air Hujan Pembawa Rezki
Allah swt. berfirman dalamQS. al- Mukmin(40): 13
uqèd Ï%©!$# öNä3Ìã ¾ÏmÏG»t#uä Ú^Íit\ãur Nä3s9 z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# $]%øÍ 4 $tBur ã2xtGt wÎ) `tB Ü=Ï^ã ÇÊÌÈ
Terjemahnya:
“Dia-lah yang
memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu
rezki dari langit. dan Tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang
kembali (kepada Allah)”.
Mennurut al-Bai>d{a>wiy , kata rezki dalam ayat
di atas dipahami bahwa salah satu jalan dan penyebab datangnya rezky itu adalah
dari hujan karena hujan itu sangat erat dengan kehidupan kalian. Akan
tetapi dalam tafsir Maqa>til, beleiau langsung menyebutkan bahwa yang
dimaksud $]%øÍ dalam ayat di atas adalah hujan itu sendiri.
B.
Mudharat
Hujan Dalam Al-Qur’an
Allah
Swt berfirman dalam QS al- Baqarah/2: 264 dan 265
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُوا
صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ
وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ
تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا
كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (264) وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ
أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ
جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآَتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ
يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (265)
Kata shafwa>n dalam ayat di atas berarti ‘batu keras dan besar
yang tak bisa tumbuh’.
Kata wabil berarti ‘hujan yang
sangat lebat’. Kata shaldan berarti ‘tanah yang sangat keras’. Kata rabwah
berarti ‘tanah yang tinggi’. Kata thall berarti ‘hujan gerimis’.
Para
mufasir menjelaskan, ayat tersebut mengibaratkan kondisi orang kafir yang
menginfakkan hartanya demi riya’
atau pamer kepada manusia. Itu seperti sebongkah batu keras yang di atasnya ada
tanah yang manusia kira dapat ditanami. Padahal, tanah itu terlalu tipis dan
rapuh serta akan mudah tersapu air hujan hingga batunya bisa terlihat lagi.
Perumpamaan itu pun menyebutkan dengan jelas bahwa hujan yang lebat mampu
membongkar kontur tanah.
Pada
1944, seorang ilmuwan bernama Allison menemukan bahwa butiran air hujan
berperan penting untuk merusak tanah, sementara al-Qur’an telah menjelaskan hal
itu 1400 tahun silam melalui firman-Nya, ”Kemudian batu itu disiram hujan
lebat”. Ayat ini menjelaskan proses rusaknya tanah oleh kekuatan tetesan
air hujan di satu sisi dan terbongkarnya struktur permukaan tanah itu sendiri
akibat terkena hujan. Inilah yang diakui sebagai aspek kemukjizatan al-Qur’an
yang terbesar. Tanah yang terkena hujan berperan penting bagi bertambah atau
berkurangnya kandungan unsur makanan dalam tanah dan terjadinya perubahan fisik
pada tanah.
Di dalam
sejarah hujan disamping hujan yang membawa berkah dan rezeki, Tuhan juga
menurunkan hujan sebagai hukuman pada generasi yang dzolim, hujan itu biasanya
berupa hujan badai yang kadang-kadang terjadi di gurun pasir/sahara,
lebih-lebih apabila hujan tersebut jatuh
di gunung batu dan turun ke wadi lembah di arab; demikian juga di
indonesia hujan yang jatuh di pegunungan gundul karena hutannya telah dirusak,
maka akan mengakibatkan banjir.
Comments
Post a Comment