KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS

KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS Pendahuluan latar belakang Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu, keduanya selalu dijadikan landasan keyakinan, ritual, adat istiadat, etika, ekonomi, politik, peradaban dan seluruh aspek kehidupan umat Islam, baik yang sakral maupun duniawi, pada tataran ¥ abl minallah (vertikal) dan ¥ abl min al. -n ± s (horizontal).

MUBALLIGH

Tinjauan Tentang Muballigh

Calon muballigh..hehehe
By  .. ARTIKELTAFSIR HADIS..

Dalam upaya menyampaikan isi dari al-Qur'an, apakah itu berupa penyampaian dengan praktek ataukan hanya secara lisan. secara praktek biasanya dapat menjadi contoh tauladan bagi orang yang melihatnya ataupun secara lisan dapat dilihat dari tutur kata, nasehat seseorang untuk disampaikannya kepada lawan bicara.
merealisasikan hasil dari tafsir dan hadis sangatlah penting, bukan hanya sekedar mempelajarinya saja akan tetap butuh untuk dpraktekkan dan itulah merupakan pesan dari al-Qur'an.
Mubaligh berasal dari kata tabligh. Adapun pengertian tabligh menurut Tata Sukayat  mengatakan bahwa:

“Kata tabligh merupakan bahasa Arab, yang berasal dari akar kata: ballagha, yuballighu, tablighan yang berarti menyampaikan. Tabligh adalah kata kerja transitif, yang berarti membuat seseorang, menyampaikan atau melaporkan”.[1]
Sementara Mahmud Yunus, kata “Muballigh berarti yang menyampaikan”.[2]
Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, “Muballigh berarti juru dakwah; orang yan menyebar luaskan atau menyiarkan agama Islam”.[3]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Muballigh adalah seorang juru dakwah yang berusaha meneruskan dan melestarikan ajaran Islam, dengan jalan meningkatkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat.  Muballigh yang dimaksud dalam hal ini adalah seseorang yang memberikan pengajaran pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal, non formal, maupun informal.
Dalam konteks ajaran Islam, tabligh adalah penyampaian dan pemberitaan tentang ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, yang dengan penyampaian dan pemberitaan tersebut, pemberitaan menjadi terlepas dari beban kewajiban memberitakan dan pihak penerima berita menjadi terikat dengannya. Dan ilmu yang mempelajari tentang tabligh disebut ilmu tabligh, yaitu:
Sukayat, Tata, mengemukakan bahwa: “ilmu tabligh adalah ilmu yang membahas tentang tata cara melakukan tabligh al-Islamiyah dengan metode ilmiah dengan pendekatan istiqra, istinbath, iqtibas, dan istiqra demi tegaknya kebenaran dan keadilan”[4].
Sedangkan dalam konsep Islam, tabligh merupakan salah satu perintah yang dibebankan kepada para utusan-Nya. Bahkan diantara kesempurnaan Nabi Muhammad SAW. Adalah beliau memiliki empat sifat, yaitu: shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh.
Sifat tabligh yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. merupakan sifat wajib yang harus ada pada diri Rasulullah, karena Rasulullah saw. Menerima wahyu dari Allah SWT. Yang harus disampaikan kepada umatnya. Dengan demikian, perintah tabligh itu merupakan perintah yang langsung dari Allah SWT.
Dari segi sifatnya, perintah tabligh tidak berisifat insidental melainkan bersifat kontinue yakni sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat sebagai utusan Allah sampai menjelang kematian beliau. Hal ini sebagai mana dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 67 :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Terjemahnya:

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.[5]

Firman Allah pada ayat tersebut, sebagai perintah Allah kepada Rasulullah SAW. Agar melaksanakan tabligh, yang sekaligus merupakan perintah kepada umatnya. Berkaitan dengan kewajiban tabligh ini, terdapat beberapa hadits Rasulullah SAW. Yang menjelaskannya, antara lain : “Sampaikanlah apa-apa dari aku, walaupun hanya satu ayat. Agar yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir”.[6]
Sedangkan dari segi materi (mawdhu) tabligh, materi dalam beberapa ayat al-Qur’an di bawah ini:
Surah al-Araf ayat 62 :

Terjemahnya:

Aku sampaikan kepadamu amanat-amanah Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.

2. Surah al-Jin ayat 28 :
Terjemahnya:

Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

Sebagaimana pernyataan-pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa Muballigh adalah seorang juru dakwah yang berusaha meneruskan dan melestarikan ajaran Islam, dengan jalan meningkatkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat dan memiliki peranan penting dalam agama Islam, termasuk mengantisipasi perkembangan kepercayaan terhadap kekuatan mistik yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dengan melaui pendidikan formal, non formal, dan informal.




    [1] Tata Sukayat, Haji, 2009, Quantum Dakwah, Rineka cipta, Jakarta, hal. 87
    [2] Yunus Mahmud, 1989, Kamus Arab – Indonesia, Mahmud Yunus Wadzurriyyah, Jakarta, hal. 72
    [3] Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press, hal. 539
[4] Tata Sukayat, Haji, 2009, Quantum Dakwah, Rineka cipta, Jakarta, h. 88
    [5] Depertemen Agama RI, Alqur’an  dan Terjemahnya, 1998, Toha Putra, Semarang, hal: 221
    [6] Tata Sukayat, Haji, 2009, Quantum Dakwah, Rineka cipta, Jakarta, hal: 89

Comments

BERITA TERBARU !!

Popular posts from this blog

BIL MA'TSUR ( TAFSIR AYAT DENGAN AYAT )

CARA MELAKUKAN TAKHRIJ HADIS

download TAFSIR AL-NASAFIY

cara atau Kaedah al-Jarh Wa al-Ta’dil Serta Aplikasinya

HADIS TARBAWIY DAN AKHLAK (BERKURANGNYA IMAN KARENA MAKSIAT)

kaedah 'ATAF - AL-'ATFU DALAM AL-QUR'AN

cara TAMBAHAN - kaedah ZIYADAH DALAM AL-QUR'AN

cara melakukan MUNASABAH AYAT

MANHAJ THABATHABAI DALAM al mizan

KAEDAH 'AM DAN KHAS