KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS

KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS Pendahuluan latar belakang Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu, keduanya selalu dijadikan landasan keyakinan, ritual, adat istiadat, etika, ekonomi, politik, peradaban dan seluruh aspek kehidupan umat Islam, baik yang sakral maupun duniawi, pada tataran ¥ abl minallah (vertikal) dan ¥ abl min al. -n ± s (horizontal).

EPISTEMOLOGI - Hakikat, Objek, Tujuan, Metode, Pengaruh, Epistemologi Barat dan Islam

EPISTEMOLOGI - Hakikat, Objek, Tujuan, Metode, Pengaruh, Epistemologi Barat dan Islam

BAB I

PENDAHULUAN


 

A.     Latar Belakang

 

Belakangan ini epistemologi acapkali dibahas dan disorot dalam forum-forum ilmiah, baik melalui diskusi, seminar maupun artikel-artikel di buku, jurnal dan majalah. Para filsuf barat memang lebih cenderung menekankan bahasanya pada wilayah epistemologi ini, daripada ontologi maupun aksiologi, kendatipun sesungguhnya epistemologi tidak akan terlepas dari kedua sub sistem filsafat itu. Oleh karena itu, barat modern sekarang ini mampu mencapai kemajuan sains dan teknologi yang tidak dapat ditandingi belahan dunia lainnya. Realitas empirik ini harus diakui secara jujur meskipun dari segi nilai-nilai, kemajuan itu gagal mewujudkan kedamaian, keramahan dan keanggunan peradaban.


B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah di atas, maka kita perlu mengkaji epistemologi sebagai suatu ilmu, sehingga yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah;

 

1.      Pengertian dan ruang lingkup epistemologi

2.      Objek dan tujuan epistemologi

3.      Landasan epistemologi

4.      Metode dan metodologi

5.      Hakikat epistemologi

6.      Pengaruh epistemologi

7.      Epistemologi barat dan epistemolgi Islam

 

  

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian dan Ruang Lingkup Epistemologi


Jadi meskipun epistemologi itu merupakan sub sistem filsafat, tetapi cakupannya luas sekali. Jika kita memaduakan rincian aspek-aspek epistemologi, sebagaimana diuraikan tersebut, maka teori pengetahuan itu bisa meliputi, hakikat, keaslian, sumber, struktur, metode, validias, unsur, macam, tumpuan, batas, sasaran, dasar, pengandaian, kodrat, pertanggungjawaban dan skope pengetahuan. Bahkan menurut, Sidi Gazalba, taklid kepada pengetahuan atas kewibaan orang yang memberikannya termasuk epistemologi, sekalipun ia sebenarnya merupakan doktrin tentang psikologi kepercayaan. Jelasnya, seluruh permasalahan yang berkaitan dengan pengetahuan adalah menjadi cakupan epistemologi.

B.      Objek Dan Tujuan Epistemologi


Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan menuju ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan yang bergantung pada metode ilmiah, karena metode ilmiah menjadi standar untuk menilai dan mengukur kelayakan suatu ilmu pengetahuan. Sesuatu fenomena pengetahuan logis, tetapi tidak empiris, juga tidak termasuk dalam ilmu pengetahuan, melaikan termasuk wilayah filsafat. Dengan demikian metode ilmiah selalu disokong oleh dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara integrative.

 

D.     Hubungan Epistemologi  Metode Dan Metodologi

......................

 

BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

1.      Epistemologi adalah salah satu sub sistem dari sistem filsafat, sehingga epistemologi tidak bisa terlepas dari filsafat. Dengan pengertian lain epistemologi adalah merupakan cabang atau bagian filsafat yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Sedangkan yang menjadi ruang lingkup dalam pembahasan epistemologi adalah masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu.

2.      Dalam filsafat terdapat objek materia dan objek forma, dimana tujuan epistemologi adalah untuk menemukan syarat-syarat yang memungkikan untuk mengetahui sesuatu. Hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak dapat dihindari, akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensiuntuk memperoleh pengetahuan.

3.      Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar

4.      Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.

5.      Epistemologi keilmuan pada hakikatnya merupakan gabungan antara berpikir secara rasional dan dan berpikir secara empiris. Kedua cara berikir tersebut digabungkan dalam mempelajari gejala alam untuk menemukan kebenaran, sebab secara epistemologis ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam mempelajari alam, yakni pikira dan indera.

6.      Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial.

7.      Epistemologi yang dikuasai ilmuwan barat benar-benar dimanfaatkan untuk mewujudkan temuan-temuan baru dalam sains dan teknologi. Tradisi untuk menawarkan teori-teori ilmiah yang dibangun berdasarkan penaltampak begitu subur dimata mereka, sehingga menghasilkan temuan baru yang silih berganti, baik bersifat menyempurnakan temuan lama, temuan baru, maupun menentang temuan lama sama sekali. Epistemologi yang dikembangkan ilmuwan barat akan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan di seluruh dunia seiring dengan pengenalan dan sosialisasi sains dan teknologi mereka. Sedangkan, epistemologi Islam merupakan alat yang fleksibel dalam memperoleh banyak ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang berdasarkan data-data empirik, pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan spekulatif terhadap persoalan-persoalan metafisika, pengetahuan melalui intuisi, maupun pengetahuan yang diperoleh dari informasi wahyu. Keluwesan epistemologi Islam ini karena Islam mengakui banyak dimensi yang turut mempengaruhi pengetahuan.

B.     Implikasi

Karena Pentingnya Pembahasan tentang Epistemologi yang membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Maka penulis memberikan saran kepada para pembaca disetiap jenjang pendidikan agar hendaknya berusaha memperoleh pengetahuan melalui berbagai cara dan menggunakan berbagai alat baik ditinjau dari epistemologi barat maupun epistemologi Islam untuk memperoleh suatu kebenaran tentang sumber pengetahuan yang sebenarnya. Jangan sampai merasa puas dengan sekedar memperoleh pengetahuan, tanpa disertai dengan cara atau bekal untuk memperoleh pengetahuan, sebab keadaan memperoleh pengetahuan melambangkan sikap pasif, sedangkan cara memperoleh pengetahuan melambangkan sikap dinamis.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Cet. 2; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997

 

Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: CV.J-ART, 2005

Agussalim, Filsafat Ilmu Sebagai Metode Berpikir dan Ilmiah, Universitas Negeri Makassar, t.th

 

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu Edisi Baru , Cet. 10; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011

 

______________,  Filsafat Agama, Cet.1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997

 

Khuza’i, Rodliyah, Dialog Epistemologi Mohammad Iqbal dan Charles S. Peirce, Cet.1; Bandung: PT. Refika Aditama, 2007

 

 Muthahhari, Murtadha, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam Tentang Jagat Raya, Cet. 5; Jakarta: penerbit lentera, 2008

 

Qomar, Mujamil, Epistemologi Pendidikan Islam Dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, Jakarta: Erlangga, t.th

 

Salam, Burhanuddin, Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan Cet. 1; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997

 

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Cet.8; Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2008

 

_____________, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Cet. 12; Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003

 

Zuhairini,Abdul Ghofir, Slamett As. Yusuf,  Metodik Khusus Pendidikan Agama Dilengkapi Dengan Sistim Modul Dan Permainan Simulasi, Cet.8;  Malang: biro ilmiah fakultas tarbiyah IAIN sunan ampel malang, 1983

 

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press,2002

 

Yanto,Subari dan zainal arifin, Zainal, Filsafat Ilmu pengantar Mata Kuliah Di Perguruan Tinggi, Cet. 2; Makassar: Anugrah Mandiri, 2009



[1]Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: CV.J-ART, 2005), h. 477

[2]Ibid, h. 593 

[3]Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu Edisi Baru , (Cet. 10; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 148

[4]Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam Dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, (Jakarta: Erlangga, t.th), h. 2

 

[5] Subari Yanto dan zainal arifin, Filsafat Ilmu pengantar Mata Kuliah Di Perguruan Tinggi, (Cet. 2; Makassar: Anugrah Mandiri, 2009), h. 10-11

[6]Burhanuddin Salam, Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan (Cet. 1; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 98

 

[7]Mujamil Qomar, op cit, h. 3

[8]Ibid, h. 4

[9]Ibid, h. 8

[10]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Cet.8; Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2008), h. 5

[11]Lihat Mujamil Qomar, op cit, h. 12

[12] Zuhairini,Abdul Ghofir, Slamett As. Yusuf,  Metodik Khusus Pendidikan Agama Dilengkapi Dengan Sistim Modul Dan Permainan Simulasi, (Cet.8;  Malang: biro ilmiah fakultas tarbiyah IAIN sunan ampel malang, 1983), h. 80

[13] Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 4-5

[14]Lihat Mujamil Qomar, op cit, h. 21

[15] Lihat Mujamil Qomar, op cit, h. 27

[16]Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Cet. 2; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997), h. 114

[17]Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Cet. 12; Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003), h. 24

[18]Agussalim, Filsafat Ilmu Sebagai Metode Berpikir dan Ilmiah, ( Universitas Negeri Makassar, t.th), h. 116

[19] Rodliyah Khuza’i, Dialog Epistemologi Mohammad Iqbal dan Charles S. Peirce, (Cet.1; Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h. 21

[20]Rodliyah Khuza’i, op cit, h. 22

[21]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama, (Cet.1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 45-46

[22]Ahmad  Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, op cit. h. 25

[23] Lihat Mujamil Qomar, op cit, h. 166

[24]Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam Tentang Jagat Raya, (Cet. 5; Jakarta: penerbit lentera, 2008), h. 183

Comments

BERITA TERBARU !!

Popular posts from this blog

BIL MA'TSUR ( TAFSIR AYAT DENGAN AYAT )

CARA MELAKUKAN TAKHRIJ HADIS

download TAFSIR AL-NASAFIY

HADIS TARBAWIY DAN AKHLAK (BERKURANGNYA IMAN KARENA MAKSIAT)

cara atau Kaedah al-Jarh Wa al-Ta’dil Serta Aplikasinya

apa contoh MUKJIZAT AL-QUR'AN (Pengertian dan Pembagiannya)

cara TAMBAHAN - kaedah ZIYADAH DALAM AL-QUR'AN

cara melakukan MUNASABAH AYAT

QAWAIDH AL-TAHDIS (Pengertian , Ruang Lingkup dan Urgensinya )

kaedah 'ATAF - AL-'ATFU DALAM AL-QUR'AN