KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS

KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS Pendahuluan latar belakang Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu, keduanya selalu dijadikan landasan keyakinan, ritual, adat istiadat, etika, ekonomi, politik, peradaban dan seluruh aspek kehidupan umat Islam, baik yang sakral maupun duniawi, pada tataran ¥ abl minallah (vertikal) dan ¥ abl min al. -n ± s (horizontal).

cara TAWASSUL DALAM GAMBARAN HADIS

Dalam ulasan singkat ini, pertama-tama, pengarang dalam blog ini sangat berterimah kasih kepada pihak yang terkait dengan penyelesaian pengarang blog dalam studi masa S2 di Program Pascasarjan UIN Alauddin Makassar tahun akademik 2015/2016 sehingga pada saat sekarang ini, penulis berhak memperoleh gelar Master Theologi Islam di singkat M.Th.I dengan nama lengkap Zaharuddin, M.Th.I.
CONGRATULATION


selain itu, penulis berterimah kasih juga kepada pihak google dalam memfasilitasi penulis dalam mengekspresikan imajinasi penulis dalam sebuah blog di mana seluruh dunia dapat mengakses ulasan penulis. begitu pula kepada penyedia domain akhirnya, fasilitas ini dapat menjadi website pribadi penulis.

Adapun karya singkat penulis saat menyelesaikan tesis penulis dapat dilihat gambarannya dalam abstrak penulis, sebagaimana berikut

ABSTRAK

Nama / NIM / Konsentrasi :        Zaharuddin / 80100213124 / Tafsir Hadis
Judul Tesis                  :   Tawassul dalam Perspektif Hadis
                                       (Urgensi dan Implementasinya)



Tesis ini berbicara tentang tawassul berdasarkan apa yang digambarkan dalam hadis ditinjau dari urgensi dan Implementasinya. Dengan tujuan untuk; 1) mengetahui macam-macam bentuk tawassul sebagaimana yang diperkenalkan oleh Nabi, 2) mengetahui dan meneliti tingkat kualitas hadis-hadis tentang tawassul, 3) mengetahui arti pentingnya (urgensi) tawassul dalam upaya memperoleh rahmat, magfirah serta kedekatan kepada Allah Swt, 4) dapat mengimplementasikan hadis tentang bentuk tawassul dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam menjawab masalah tersebut, penulis menggunakan metode tematik dalam mengkaji hadis yang terdapat dalam Kutub al-Tis’ah (9 kitab hadis standar). Hasil yang ditemukan penulis adalah; terdapat 50 buah hadis yang ditemukan dan terbagi dalam 13 kelompok masalah dan setiap klasifikasi telah dipilih sebuah jalur untuk diteliti. Adapun kualitas jalur hadis yang diteliti sebanyak 8 s}ahi>h li dza>tih, 1 hasan li dza>tih, 3 hasan li gai>rih, dan 4 d{ai>f .
Dari data yang diperoleh, penulis memandang bahwa hadis-hadis tentang tawassul memberikan informasi mengenai urgensi melaksanakan tawassul dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan bahwa; Tawassul untuk dekat dengan Allah serta dimasukkan dalam Syurga, tawassul agar doa terijabah oleh Allah Swt, tawassul mencari ridha, magfirah dan jauh dari murka-Nya, tawassul agar mendapatkan nikmat dari Allah, tawassul agar memperoleh keberkahan dari Allah, tawassul agar tergolong dalam umat yang diberi Syafa’at, tawassul untuk minta pertolongan dan jauh dari musibah, tawassul agar memperoleh kehidupan yang layak.
Dalam mengimplementasikan hadis-hadis tersebut, ditemukan bentuk tawassul yang dibolehkan seperti; Tawassul melalui Allah sendiri (dengan nama-Nya, Sifat-Nya, ilmu dan kodrat-Nya), tawassul melalui Nabi (Doa Nabi dan diri Nabi ketika masih hidup), tawassul kepada Allah melalui Iman kepada Allah dan Nabi-Nya, tawassul dengan orang saleh (dengan doa dan dirinya ketika masih hidup), tawassul melalui amal saleh. Begitupula yang dilarang seperti; Tawassul melalui Do’a dan diri Nabi setelah wafatnya, tawassul melalui orang saleh setelah wafatnya juga, Tawassul melalui mahluk ghaib, jin, setan dan sebagainya.
Cara yang ditawarkan oleh penulis agar bisa meminimalisir kesalahpahaman dalam mempraktekkan tawassul seperti; melakukan dakwah, menulis buku dan membuka dialog seputar tawassul, atau dengan menerapkan pengalaman masyarakat yang melihat perbuatan dosa bagi seseorang berkurang jika rutin shalat jama’ah di mesjid sambil mendengarkan siraman rohani, menahan nafsu dan tidak mendekati maksiat. Sehingga Allah akan lebih menyayangi dan mengabulkan doa hamba-Nya.

Comments

BERITA TERBARU !!

Popular posts from this blog

BIL MA'TSUR ( TAFSIR AYAT DENGAN AYAT )

CARA MELAKUKAN TAKHRIJ HADIS

download TAFSIR AL-NASAFIY

cara atau Kaedah al-Jarh Wa al-Ta’dil Serta Aplikasinya

HADIS TARBAWIY DAN AKHLAK (BERKURANGNYA IMAN KARENA MAKSIAT)

kaedah 'ATAF - AL-'ATFU DALAM AL-QUR'AN

cara TAMBAHAN - kaedah ZIYADAH DALAM AL-QUR'AN

KAEDAH 'AM DAN KHAS

cara melakukan MUNASABAH AYAT

KRITERIA KEPALA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HADIS